Ranisa berdiri di depan
rumahnya. Dia tampak gelisah, sepertinya sedang menunggu seseorang. Tidak lama
ada mobil yang menepi dan berhenti di depan rumahnya. Pengemudi mobil tersebut
membuka kaca mobilnya lalu tersenyum.
“Lama banget sih Set!
Filmnya kan mulai setengah jam lagi, dari sini ke sana setengah jam, belum
parkir, belum naiknya, belum nunggu liftnya, belum antri beli tiketnya.” Omel
Ranisa, dia cemberut dan terlihat sangat bt. “Kebiasaan!”
“udah ah ayo naik,
ngomel-ngomel mulu.” Ranisa menurut dan masuk ke dalam mobil, dia duduk di
belakang Setya.
“Ranisaaaaa.”
“Apa?!”
“Kok duduknya di
belakang?”
“emang kenapa?!”
“aku kan bukan sopir
kamu.”
”huh, bodo amat.”
“Yaudah kalo kamu ga
mau pindah ke depan kita ga jalan-jalan nih.” Setya melihat Ranisa dari spion
tengah, dia tersenyum. Ranisa balas menatap dengan ekspressi marah. “mau pindah
atau kita ga jalan?”
“iya iya!” Ranisa
membuka pintu mobil dan pindah ke depan. “Lagian kamu lama banget sih, kan
janjian jan 12. Ini setengah 1 lewat baru dateng.”
Setya menjalankan
mobilnya, “iya iya maaf tadi aku ada urusan dulu.” Dia mengambil sesuatu dari tasnya
dan memberikan kepada Ranisa, “Nih buat kamu. Udah jangan ngambek lagi.”
“aku ga bisa disogok
pake coklat tau,” kata Ranisa acuh, dia memalingkan mukanya tapi tetap
mengambil coklat tersebut dan memakannya.
“Katanya ga bisa
disogok. Tapi tetap dimakan.”
“Ini tuh bukan berarti
aku mau disogok. Tapi rezeki ga boleh ditolak!”
“Ooh gitu. Yaudah deh
bagus kalau kamu ga mubazir.”
Ranisa Cuma mengangguk.
Dia memainkan hpnya sambil memakan coklat. “Setyaaa, liat deh. HAAJ adain star
party. Aku mau ikut. Kamu kan juga pernah janji mau temenin aku.” Kata Ranisa
sambil mengunjukkan hpnya agar Setya
membaca brosur tersebut. “Ayu yu ikut.”
Setya melihat sekilas
ke hp Ranisa dan kembali fokus menyetir. “ bulan depan ya. Kayanya aku bisa,
belum masuk kuliah kok.”
“Sip berarti kita fix
ikut! Aku daftarin ya sebelum penuh.”
“Iyaaa.”
Dua puluh menit
kemudian mereka sampai di mall. Setelah parkir, Ranisa langsung menarik tangan
Setya agar dia berjalan cepat. Menurut dia, Setya jalannya terlalu lama,
padahal mereka mengejar waktu agar ketika sampai, filmnya belum mulai terlalu
jauh.
Setelah sampai di
bioskop, Ranisa buru-buru ke tempat penjual tiket. Antriannya panjang. Memang
ini weekend dan mall ini cukup ramai setiap harinya.
“Tuh kan Setya udah
penuh kursinya. Tinggal yang satu-satu. Aku kan ga mau duduk misah. Kaya orang
musuhan nanti.”
“jam selanjutnya saja
kak, belum terlalu penuh. Atau mau nonton film yang lain?” tawar penjaga tiket
sambil tersenyum ramah.
“Gausah mba’, saya mau
tuker tiket ini aja.” Jawab Setya sambil menunjukkan hpnya.
Ranisa melihat dari layar
monitor. “Ih kamu udah pesen! Kok ga bilang-bilang?”
“Kamunya aja yang dari
tadi heboh sendiri. Aku kan dari tadi tenang-tenang aja.” Sahut Setya santai.
“Kamu ga bilang
apa-apa, kan aku jadi bt duluan. Makanya apa-apa tuh bilang!”
“Iya, iyaa maaf yaa.
Sekarang udah ga marah lagi kan?” tanya Setya sambil tersenyum dan menaik
turunkan alisnya.
“Ih jelek tau!”
“Ini tiketnya. Langsung
aja masuk filmnya udah mulai.” Kata penjual tiketnya ramah.
“Makasih ya mba.”
“Set, beli pop corn
dulu ya. Aku aja yang beli, kan kamu udah bayarin tiket.”
“Oke, minumnya biasa
ya. Lemon tea with jelly.”
“Sip boss.”
Setelah membeli makanan
dan minuman mereka langsung menuju ke theater mereka. “kursi yang kamu pilih
posisinya bagus.”
“iyalah. Kan belajar
dari pengalaman. Kalo milih tempatnya ga sesui sama keinginan princess ini, bisa-bisa nanti ada yang
makin ngambek.”
“Nyebelin dasar.”
Ranisa mencubit lengan Setya,
“Aduh, sakit tau.
Kebiasaan nih nyubit-nyubit terus.”
“Biarin.” Ranisa
mencubit Setya lagi dengan ekspresi muka yang jahil. “Untung masih iklan ya
Set.”
“Iyalah. Kan di sini
iklannya lama. Masa kamu lupa.”
“hmmm, lupa. Untung
kamu inget.”
Mereka kelihatan sangat
akur. Padahal sudah putus. Mungkin kalau orang lain kira mereka masih pacaran.
Yah mungkin mereka pikir status itu ga penting. Yang penting seberapa nyaman
kamu sama orang tersebut.
Mereka asik nonton berdua. Sambil sesekali mengomentari
film-film coming soon. Setelah film dimulai, Setya menegakkan badannya agar
bahunya lebih tinggi. Lalu Ranisa menyender ke lengannya Setya. Posisi mereka
seperti itu setiap kali menonton film, sampai filmnya selesai.
“tadi filmnya seruuu.
Akhirnya dia bisa selamatin bumi dan ketemu sama anaknya ya.”
“iya. Tapi kok anaknya
bisa jadi lebih tua gitu ya, Ran?”
“Iya kan perbedaan
waktu di bumi, sama planet lain beda. Rotasi dan revolusi mereka beda, tadi aja
kan padahal dia Cuma dua jam di planet yang dia datengin pas pesawatnya kena
ombak. Tapi di Bumi udah beberapa puluh tahun.”
“Oiya ya, susah sih nih
yang suka astronomi jadinya ngerti.”
“Yah, Cuma dasarnya
doang kok. Makasih ya kamu pilihin film Interstellar. Aku suka, filmnya juga
lama. Hehe.”
“sama-sama. Yuk mau
masuk lagi atau makan dulu?”
“masuk dulu aja deh,
masih sore. Abis yang ini baru kita makan.”
“Okee. Yuk beli tiket.
Ga usah beli snack lagi ya. Nanti kenyang.”
“Siap Boss.”
Ranisa dan Setya -bersambung-
Day 21
#30DWC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar