Sabtu, 31 Desember 2016

Ranisa dan Setya


Ranisa berdiri di depan rumahnya. Dia tampak gelisah, sepertinya sedang menunggu seseorang. Tidak lama ada mobil yang menepi dan berhenti di depan rumahnya. Pengemudi mobil tersebut membuka kaca mobilnya lalu tersenyum.

“Lama banget sih Set! Filmnya kan mulai setengah jam lagi, dari sini ke sana setengah jam, belum parkir, belum naiknya, belum nunggu liftnya, belum antri beli tiketnya.” Omel Ranisa, dia cemberut dan terlihat sangat bt. “Kebiasaan!”

“udah ah ayo naik, ngomel-ngomel mulu.” Ranisa menurut dan masuk ke dalam mobil, dia duduk di belakang Setya.

“Ranisaaaaa.”

“Apa?!”

“Kok duduknya di belakang?”

“emang kenapa?!”

“aku kan bukan sopir kamu.”

”huh, bodo amat.”

“Yaudah kalo kamu ga mau pindah ke depan kita ga jalan-jalan nih.” Setya melihat Ranisa dari spion tengah, dia tersenyum. Ranisa balas menatap dengan ekspressi marah. “mau pindah atau kita ga jalan?”

“iya iya!” Ranisa membuka pintu mobil dan pindah ke depan. “Lagian kamu lama banget sih, kan janjian jan 12. Ini setengah 1 lewat baru dateng.”

Setya menjalankan mobilnya, “iya iya maaf tadi aku ada urusan dulu.” Dia mengambil sesuatu dari tasnya dan memberikan kepada Ranisa, “Nih buat kamu. Udah jangan ngambek lagi.”

“aku ga bisa disogok pake coklat tau,” kata Ranisa acuh, dia memalingkan mukanya tapi tetap mengambil coklat tersebut dan memakannya.

“Katanya ga bisa disogok. Tapi tetap dimakan.”

“Ini tuh bukan berarti aku mau disogok. Tapi rezeki ga boleh ditolak!”

“Ooh gitu. Yaudah deh bagus kalau kamu ga mubazir.”

Ranisa Cuma mengangguk. Dia memainkan hpnya sambil memakan coklat. “Setyaaa, liat deh. HAAJ adain star party. Aku mau ikut. Kamu kan juga pernah janji mau temenin aku.” Kata Ranisa sambil mengunjukkan  hpnya agar Setya membaca brosur tersebut. “Ayu yu ikut.”

Setya melihat sekilas ke hp Ranisa dan kembali fokus menyetir. “ bulan depan ya. Kayanya aku bisa, belum masuk kuliah kok.”

“Sip berarti kita fix ikut! Aku daftarin ya sebelum penuh.”

“Iyaaa.”

Dua puluh menit kemudian mereka sampai di mall. Setelah parkir, Ranisa langsung menarik tangan Setya agar dia berjalan cepat. Menurut dia, Setya jalannya terlalu lama, padahal mereka mengejar waktu agar ketika sampai, filmnya belum mulai terlalu jauh.

Setelah sampai di bioskop, Ranisa buru-buru ke tempat penjual tiket. Antriannya panjang. Memang ini weekend dan mall ini cukup ramai setiap harinya.

“Tuh kan Setya udah penuh kursinya. Tinggal yang satu-satu. Aku kan ga mau duduk misah. Kaya orang musuhan nanti.”

“jam selanjutnya saja kak, belum terlalu penuh. Atau mau nonton film yang lain?” tawar penjaga tiket sambil tersenyum ramah.

“Gausah mba’, saya mau tuker tiket ini aja.” Jawab Setya sambil menunjukkan hpnya.

Ranisa melihat dari layar monitor. “Ih kamu udah pesen! Kok ga bilang-bilang?”

“Kamunya aja yang dari tadi heboh sendiri. Aku kan dari tadi tenang-tenang aja.” Sahut Setya santai.

“Kamu ga bilang apa-apa, kan aku jadi bt duluan. Makanya apa-apa tuh bilang!”

“Iya, iyaa maaf yaa. Sekarang udah ga marah lagi kan?” tanya Setya sambil tersenyum dan menaik turunkan alisnya.

“Ih jelek tau!”

“Ini tiketnya. Langsung aja masuk filmnya udah mulai.” Kata penjual tiketnya ramah.

“Makasih ya mba.”

“Set, beli pop corn dulu ya. Aku aja yang beli, kan kamu udah bayarin tiket.”

“Oke, minumnya biasa ya. Lemon tea with jelly.”

“Sip boss.”

Setelah membeli makanan dan minuman mereka langsung menuju ke theater mereka. “kursi yang kamu pilih posisinya bagus.”

“iyalah. Kan belajar dari pengalaman. Kalo milih tempatnya ga sesui sama keinginan princess ini, bisa-bisa nanti ada yang makin ngambek.”

“Nyebelin dasar.” Ranisa mencubit lengan Setya,

“Aduh, sakit tau. Kebiasaan nih nyubit-nyubit terus.”

“Biarin.” Ranisa mencubit Setya lagi dengan ekspresi muka yang jahil. “Untung masih iklan ya Set.”

“Iyalah. Kan di sini iklannya lama. Masa kamu lupa.”

“hmmm, lupa. Untung kamu inget.”

Mereka kelihatan sangat akur. Padahal sudah putus. Mungkin kalau orang lain kira mereka masih pacaran. Yah mungkin mereka pikir status itu ga penting. Yang penting seberapa nyaman kamu sama orang tersebut.

Mereka asik  nonton berdua. Sambil sesekali mengomentari film-film coming soon. Setelah film dimulai, Setya menegakkan badannya agar bahunya lebih tinggi. Lalu Ranisa menyender ke lengannya Setya. Posisi mereka seperti itu setiap kali menonton film, sampai filmnya selesai.

“tadi filmnya seruuu. Akhirnya dia bisa selamatin bumi dan ketemu sama anaknya ya.”

“iya. Tapi kok anaknya bisa jadi lebih tua gitu ya, Ran?”

“Iya kan perbedaan waktu di bumi, sama planet lain beda. Rotasi dan revolusi mereka beda, tadi aja kan padahal dia Cuma dua jam di planet yang dia datengin pas pesawatnya kena ombak. Tapi di Bumi udah beberapa puluh tahun.”

“Oiya ya, susah sih nih yang suka astronomi jadinya ngerti.”

“Yah, Cuma dasarnya doang kok. Makasih ya kamu pilihin film Interstellar. Aku suka, filmnya juga lama. Hehe.”

“sama-sama. Yuk mau masuk lagi atau makan dulu?”

“masuk dulu aja deh, masih sore. Abis yang ini baru kita makan.”

“Okee. Yuk beli tiket. Ga usah beli snack lagi ya. Nanti kenyang.”

“Siap Boss.”



Ranisa dan Setya -bersambung-
Day 21
#30DWC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar