Cinta datang tanpa diundang. Sungguh, aku sebenernya ga
mau jatuh cinta lagi. Tapi mau bagaiman. Dia datang dengan sendirinya. Mungkin karena
terbiasa bersama. Aku tahu ga ada
perasaan apa-apa sama aku. aku tau dia hanya mengaanggapku sebagai teman biasa.
Tapi mau bagaimana lagi kalau bibit-bibit cinta di hatiku sudah tumbuh? aku
hanya bisa menahan perasaan ini dan bersikap biasa saja jika berada di
dekatnya. Padahal rasanya, aku sangat-sangat ingin berteriak dan bilang di sini
di deket kamu, ada orang yang suka kamu loh! Hey, dekat dengan seseorang yang
kau sukai itu suatu kebahagiaan bukan?
Ini bermula saat semester lalu. Aku terlalu kagum
padanya, dia pandai berbicara, pintar di kelas, mungkin itu yang membuatku
jatuh hati. Saat aku menyadari bahwa perasaan ini rasanya akan bertambah bila
aku semakin dekat dengannya. Aku berusaha membencinya. Bukan benci dalam
konteks yang sebenarnya. Hanya agar bibit-bibit cinta ini hilang. Aku pun
berdoa pada Tuhan agar di semester selanjutnya jangan membiarkan aku satu
kelompok apapun dengan dia.
Kau tau apa yang terjadi satu semester kemudian? Ternyata
Tuhan berkehendak lain. Dia membiarkan aku dan dia satu kelompok dalam sebuah
perjalanan lapangan. Aku tidak tahu harus sedih atau senang saat itu, tapi yang
pasti aku harus kerja keras agar aku tidak terlalu jatuh pada pesonanya.
Cinta memang gila. Mengubah hal buruk menjadi tak
terlihat. Dia bukan orang yang sempurna. Dan memang tak ada yang sempurna di
dunia ini. Dan salahnya, aku terlanjur mencintainya. Mungkin ini bukan salahku.
Ini anugerah yang diberikan Tuhan, agar aku belajar menata hatiku. Menyiapkan segala
sesuatu jika hal-hal yang tidak aku inginkan terjadi sehingga aku bisa
mengatasinya. Tapi itulah cinta, aku buta dengan kelemahannya dia. Di saat
teman-temanku mengejek dia dengan “ Gue menyesal pernah anggap lo orang baik.” Tapi
yang aku pikirkan adalah “bukankah memang sebagian besar pria sepert itu?”
Aku tidak mungkin mengatakannya, aku tidak mau membelanya
sendirian. Bisa-bisa aku ketahuan. Tapi mungkin ini yang diajarkan Tuhan, dia membuatku belajar untuk
berpikiran positif dan belajar untuk tidak menyesali apa yang telah
kuucapkan. Aku merasa semakin mengetahui
apa tujuan Tuhan membuatku jatuh hati padanya.
Saat kami melaksanakan perjalanan sekelompok, mungkin aku
yang terlalu baper. Tapi yaah, sikap dia lebih baik kepadaku dibandingkan
teman-teman sekelompok yang lain (fyi, cowok dikelompok kami cuma dia, jadi
sisanya selain dia itu cewek semua). Yah mungkin karena di situ aku yng lebih
ekspressive dibanding yang lainnya. Tapi
sikapnya, bikin aku baper parah! Aku harusnya jangan terlalu berharap yak,
jangan terlalu dibawa perasaan. Tapi ya mau bagaimana lagi. Namanya yang main
hati. Dan itu terjadi secara tidak sadar. Seperti hati yang selalu berusaha
untuk menetralisir racun di tubuh, tapi racun yang bernama cinta tidak akan
pernah dinetralisir olehnya. Tau – tau aku melting aja sama sikapnya. Tapi ah,
yasudahlah namanya juga orang jatuh cinta.
Dia seorang pecinta wanita. Suka membicarakan adik kelas
cewek. Dan yang paling membuat hatiku berat, dia sangat dekat dengan salah satu
teman sekelas kami. Sebut saja Miss S. Miss S memang cantik, tinggi, putih,
pintar lagi. Ga kaya aku yang standar-standar aja. Tiap kali dia dekat dengan
Miss S, rasanya sakit banget ya? Aku juga ga tau. Aku udah sering bilangin hati
aku kalo dia tuh ga pantes buat cemburu. Hellooo,
He’s totally not mine. Tapi kayanya hatiku ini ga bisa diajak kompromi. Jadi
yaah, aku biarakan sajalah apa yang diinginkan oleh hatiku ini.
Cemburu itu ga enak ya. Tolonglah hati... dia bukan
milikmu dan kamu ga pantes buat cemburu. Atau mungkin aku sebenernya ga
cemburu? Aku hanya kecewa karena Miss S bisa sedekat itu ke dia tapi aku tidak. Kecewa bagiku adalah
ungkapan seseorang ketika susatu tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya. Dan
harapanku untuk dekat dengan dia tidak pernah terkabul. Mungkin yang aku
rasakan adalah ungkapan kekecewaan terhadap dia.
Kalian harus tau, di semester ini ada 2 perjalanan ke
luar kampus. Dan perjalanan yang kedua ini aku sekelompok dengan DIA LAGI. Ya Tuhaan.
Apa yang harus aku lakukan. Padahal saat Re-shuffle
kelompok aku berharap aku ga sekelompok dengan dia lagi. Tapi sepertinya Tuhan
berkehendak lain. Seberapa besar lagi hati yang harus aku siapkan untuk menahan
perasaan ini. Lama-lama aku bisa terlalu jatuh. Aku lelah bermain hati..
Perjalanan itu sangat singkat. Aku dan dia menjabat
sebagai peserta sekaligus panitia dan itu membuat kami sibuk sehingga hanya
dipertemukan saat pengambilan data, diskusi kelompok, dan waktu makan (sepertinya
itu sebagian besar waktu yang dilewatkan saat di sana ya?) aku berusaha
bersikap biasa. Seperti biasanya memendam perasaan ini. Tidak boleh ada sikap
lebih yang dia lihat. Jangan sampai aku ketahuan. Karena sepertinya perasaan
ini sudah lebih besar daripada sbelumnya. Aku pasti bisa!
Aku mendapatkan data yang kuraang memuaskan, membuat aku
agak mager mengolahnya. Aku meminta
bantuan teman sekelompokku, dan dari beberapa orang di kelompokku, hanya dia
yang respon mau membantuku. Kalau tahu gini lebih baik aku kerjain sendiri
saja..
Saat kami sedang mengerjakan laporan, tiba – tiba Miss S
datang, mengajak dia pergi sebentar untuk melakukan suatu hal. Entahlah, aku
berusaha untuk tidak kepo. Kenapa ya
mereka bisa dekat? Atau karena memang Miss S adalah orang yang perfect? Aku akui dia sangat-sangat
perfect diantara semua cewek di kelas. Aku jadi berfikir, apa dia dan Miss S
selalu chatting-an ya? Aku jadi kepo. Tapi ga boleh ah, kepo membunuhmu!
Tidak lama dia kembali, melanjutkan pembahasan kami. Dia bisa
ga ya bersikap baik ke aku? Aku tau dia baik ke semua cewek, tapi kalau ada
yang dispesialin kan rasanya beda.... Sudahlah, jangan banyak bermimpi. Bagaimana
kamu mau dijadikan -spesial- bagi dia kalau kamu hanya diam saja? Pasti semua
butuh pengorbanan, walaupun pengorbanan tidak harus dilakukan oleh semua orang.
Kami menyelesaikan laporan langit menjadi gelap. Dia menawarkanku
untuk pulang bersamanya. Tentu saja kuterima! Ini kesempatan emas! Kapan lagi coba dibonceng motor ama doi,
hehe.
Sepertinya ini momen yang pas yah untu dia tahu isi
hatiku. Tapi aku takut. Takut semuanya akan berbeda setelah dia tahu. Aku takut
dia malah illfeel sama aku kalau dia
tahu aku suka sama dia. Tapi aku juga ga bisa sepertinya terlalu lama sengsara
seperti ini. Aku lelah bermain hati. Permainan hati itu sangat berbahaya dan
paling menyakitkan. Mungkin aku memang harus mengatakannya.
Kuturun dari motornya. Kuucapkan terimakasih karena dia
sudah membantu mengerjakan pembahasan bagianku. Bahkan sampai langit dipenuhi
bintang dia mau membantuku menyelesaikannya. Aku juga mengucapkan terima kasih
karena dia mengantarkanku sampai rumah. Sebeneranya hanya alasan, untuk
mengulur waktu bersamanya. Aku mau terus sama dia. Kalau bisa, aku ingin terus seperti ini,
setiap hari.
“yaudah gih sana kamu pulang. Udah kemaleman” aku bilang
ke dia, sengaja aku ingin menunggunya pulang, aku mau lihat punggung dia
menghilang ditikungan.
“ga usah, lo masuk duluan aja baru gue pergi. Cewek ga
baik malem-malem di luar sendirian” ah kan, nyebelin, bikin salting.
Aku hanya tersenyum mendengar jawabannya, aku ga mau dia
tau lebih kalo sebenernya aku seneng banget diperhatiin. Aku balik badanku
menuju pagar rumah, aku diam sebentar, berpikir. “kok berhenti? Masuk aja
gapapa sana,” sial, dia gatau apa aku lagi ngatur jantung aku yang rasanya dari
tadi mau copot.
Aku balik badan lagi. Ku tatap mata dia. Dengan berani
aku mengatakan “Raghib, aku suka sama kamu,”
Bukan Cinta yang Sempurna-selesai-
Day 1
#30DWC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar