Kamis, 15 Desember 2016

Keluarga yang Lain -3-

Aku nyalakan mp3ku. Aku pasang kedua earphonenya di kedua telingaku, aku memasang volume palingg keras. Aku sakit kepala, hanya mua tidur. Tapi di sini terlalu berisik. Berisik seklai. Dan aku sama sekali ga suka berisik. Tv dinyalakan dengan suara kencang. Suara ayah yang terus 0 menerus meneriaki ibu, hey, aku tahu kalau dia sakit. Tapi ga perlu sampai teriak – teriak seperti itu kan? Minum saja mita diambilkan. Mau minta makan marah - ,marah. Aku di sini harus apa ? aku bingung?

Aku sekarang sedang sakit. Kepalaku rasanya sakit banget. Kalau ga karena aku sakit, mungkin aku sudah main entah kemana sampai malem. Seperti adeku sekarang. Dia sedang main sama teman – temannya. Kata dia pelampiasan setelah uas. Huh enak banget! Aku iri... aku juga mau pergi.

Ini masih siang. Aku habis meminum obatku. Karena aku sulit tidr, aku pun meminta obat tidur ke dokter. Rasanya tidak menyenangkan ketika dirimu sedang sakit – sakitnya, ingin tidur agar rasa sakit hilang, tapi ketidaksadaran yang kau rasakan tidak kunjung datang. Mungkin bisa disebut insomnia. Keadaan di mana kau kesulitan untuk tidur. Aku meminum jatah obat ku siang ini. Terasuk obat tidur yang seharusnya aku minum malam nanti. Tapi kepala ini rasanya mau pecah, apa lagi ada ayah di rumah, ibu juga ada di rumah.

Rumah sekarang sangat berisik. Aku ga tau gimana cara untuk menyesuaikannya. Sebenarnya aku tidak terbiasa menggunakan earphone, kan aku bilang aku ga suka berisik. Tapi ini berbeda, aku ga kuat dengar suara – suara tv dan suara – suara lainnya.

Aku mencoba memejamkan mataku. Mematikan lampu kamarku. Mencoba untuk tidur. Aku sangat lelah, kepalaku semakin berat, jarak pandangku pun semakin memendek. Aku berdoa, ku fokuskan diriku untuk tidur. Tapi ternyata au tidak kunjung terbawa ke duania mimpi.

Banyak lagu sudah terputar. Entah sudah berapa banyak aku tak menghitungnya. Aku fokus untuk tidur. Tapi cara ini juga tidak berhasil. Suara tv, suara ayah yang sangat besar, apalagi tadi Dika pulang ke rumah hanya sekedar untuk minta uang jajan. Ibu tidak mau memberinya, saat dia minta ke ayah, ayah malah nyuruh minta ke ibu. Akhirnya teriak – teriakanlah ereka bertiga. Aku ga ngerti lagi. Bisa kalian bayangkan kan gimana besarnya suara mereka? Sampai aku memakai earphone dengan volume terbesar pun masih terdengar.

Aku menunggu sampai Dika pergi. Ada dia aku tambah stress. Aku fokuskan lagi diriku untuk tidur. Apa obat tidurnya tidak mempan? Atau aku yang terlalu stress?

Setelah mencoba tidur sekian lama, akhirnya aku menyerah. aku lihat jam di hp, ternyata aku mencoba tidur hampir satu jam. Aku bangun mencoba mengerjakan sesuatu. Tugasku banyak banget sebenernya. Tugas beberapa kelas on line, laporan praktikum, tugas kepanitiaan, apalagi sebentar lagi Ujian – ujian bakal berdatangan. Tapi yah, kerjakan saja satu per satu secara perlahan,

Aku masih menggunakan earphoneku. Bingung yan g mana duluan yang harus aku kerjakan.
Akhirnya aku memilih tugas kelas on line menulisku, yang dead line nya lebih dekat dibanding tugas yang lain. Sebenarnya aku ingin mengerjakan laporan praktikumku. Tapi mengerjakan itu bututh berfifiikr, dan sepertinya saat ini otakku tidak sanggup.

Aku buka laptopku dan mulai mengetik. Sejujurnya aku ga tau mau ngetik apa. Tapi aku biarkan jari – jari ini berjalan. Ah biarlah apa yang jari – jariku ini kerjakan, yang penting aku menulis! Aku ga tau apa yang benar – benar aku tulis, keadaanku saat ini sepertinya sangat cocok untuk dijadikan cerita.

Mataku pun tidak dapat melihat layar laptop dengan jelas. Kepalaku terlalu sakit unutk memakai kacamata. Aku juga merasakan mual yang teramat – sangat. Mungkin ini efek sampaing dari obat tidur. Tapi aku berusaha unuk tidak terlalu merasakannya, fokus saja menulis, siapa tau tiba – tiba lupa! Karena aku kalo udah terlalu fokus sama sesuatu suka lupa sama keadaan sekitar, termasuk diri sendiri! Hihi

aku mulai bosan mengetik, aku liat handphoneku. Sudah jam empat sore ternyata. Kenapa waktu rasanya berputar sangat lama ya. Aku melihat tanggal, tanggal 15! Aku rasa aku punya deadline tanggal 15, tapi aku lupa apa. Sifatku yang pelupa emang kadang – kadang bikin aku sulit. Nanti aku inget – inget lagi deh. Pasti nanti inget.

Setelah beberapa saat berkutat denga hp, aku kembali lagi mengetik. Naskah ini harus selesai secepatnya!

Tiba – tiba aku mendengar suara itu lagi. Suara Dika sedang merengek meminta uang LAGI??
Apa ga ada yang bisa dia lakukan selain minta uang dan merengek?

Aku mencoba untuk tetap fokus menulis, sambil tetap mendengarkan lagu – lagu.

Sebenarnya hal ini cukup membuatku sangat – sangat stress. Mungkin karena aku, dulu, saat tinggal dengan saudara – saudaraku, kami hidup dengan tenang. Bahkan jarang menonton tv, kecuali hari minggu pagi untuk menonton kartun. Dan di sini aku mendengar kebisingan setiap saat, membuatku benar – benar selalu sakit kepala. Kalau aku ga sakit pasti aku sekarang masih di kampus. Pergi jam 6 pagi dan pulang setelah isya. Untuk menghindari sumber stressku.

Aku rasa aku memang lemah. Hal seperti ini saja aku tidak bisa atasi, tapi malah aku hindari. Tapi setiap orang punya pertahanan diri yang berbeda bukan? Mungkin reaksi kalian yang membaca ini, lemah banget lo. Gitu dong mah bisa ditahan. Gue lebih parah dari lo. Dan banyak lagi reaksinya. Tapi inilah aku, dengan banyak kekurangan yang aku miliki.


Allah memberi ujian setiap umatnya berbeda, dan ini ujian yang lain yang sedang aku hadapi. Tinggal di tengah keluarga lain yang aku miliki.

Keluarga yang Lain -3-
Day 15
#30DWC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar