Aku
nyalakan mp3ku. Aku pasang kedua earphonenya di kedua telingaku, aku memasang
volume palingg keras. Aku sakit kepala, hanya mua tidur. Tapi di sini terlalu
berisik. Berisik seklai. Dan aku sama sekali ga suka berisik. Tv dinyalakan
dengan suara kencang. Suara ayah yang terus 0 menerus meneriaki ibu, hey, aku
tahu kalau dia sakit. Tapi ga perlu sampai teriak – teriak seperti itu kan? Minum
saja mita diambilkan. Mau minta makan marah - ,marah. Aku di sini harus apa ?
aku bingung?
Aku
sekarang sedang sakit. Kepalaku rasanya sakit banget. Kalau ga karena aku
sakit, mungkin aku sudah main entah kemana sampai malem. Seperti adeku
sekarang. Dia sedang main sama teman – temannya. Kata dia pelampiasan setelah
uas. Huh enak banget! Aku iri... aku juga mau pergi.
Ini
masih siang. Aku habis meminum obatku. Karena aku sulit tidr, aku pun meminta
obat tidur ke dokter. Rasanya tidak menyenangkan ketika dirimu sedang sakit –
sakitnya, ingin tidur agar rasa sakit hilang, tapi ketidaksadaran yang kau
rasakan tidak kunjung datang. Mungkin bisa disebut insomnia. Keadaan di mana
kau kesulitan untuk tidur. Aku meminum jatah obat ku siang ini. Terasuk obat
tidur yang seharusnya aku minum malam nanti. Tapi kepala ini rasanya mau pecah,
apa lagi ada ayah di rumah, ibu juga ada di rumah.
Rumah
sekarang sangat berisik. Aku ga tau gimana cara untuk menyesuaikannya. Sebenarnya
aku tidak terbiasa menggunakan earphone, kan aku bilang aku ga suka berisik. Tapi
ini berbeda, aku ga kuat dengar suara – suara tv dan suara – suara lainnya.
Aku
mencoba memejamkan mataku. Mematikan lampu kamarku. Mencoba untuk tidur. Aku sangat
lelah, kepalaku semakin berat, jarak pandangku pun semakin memendek. Aku berdoa,
ku fokuskan diriku untuk tidur. Tapi ternyata au tidak kunjung terbawa ke
duania mimpi.
Banyak
lagu sudah terputar. Entah sudah berapa banyak aku tak menghitungnya. Aku fokus
untuk tidur. Tapi cara ini juga tidak berhasil. Suara tv, suara ayah yang
sangat besar, apalagi tadi Dika pulang ke rumah hanya sekedar untuk minta uang
jajan. Ibu tidak mau memberinya, saat dia minta ke ayah, ayah malah nyuruh
minta ke ibu. Akhirnya teriak – teriakanlah ereka bertiga. Aku ga ngerti lagi. Bisa
kalian bayangkan kan gimana besarnya suara mereka? Sampai aku memakai earphone
dengan volume terbesar pun masih terdengar.
Aku
menunggu sampai Dika pergi. Ada dia aku tambah stress. Aku fokuskan lagi diriku
untuk tidur. Apa obat tidurnya tidak mempan? Atau aku yang terlalu stress?
Setelah
mencoba tidur sekian lama, akhirnya aku menyerah. aku lihat jam di hp, ternyata
aku mencoba tidur hampir satu jam. Aku
bangun mencoba mengerjakan sesuatu. Tugasku banyak banget sebenernya. Tugas beberapa
kelas on line, laporan praktikum,
tugas kepanitiaan, apalagi sebentar lagi Ujian – ujian bakal berdatangan. Tapi yah,
kerjakan saja satu per satu secara perlahan,
Aku
masih menggunakan earphoneku. Bingung yan g mana duluan yang harus aku
kerjakan.
Akhirnya
aku memilih tugas kelas on line menulisku, yang dead line nya lebih dekat
dibanding tugas yang lain. Sebenarnya aku ingin mengerjakan laporan
praktikumku. Tapi mengerjakan itu bututh berfifiikr, dan sepertinya saat ini
otakku tidak sanggup.
Aku
buka laptopku dan mulai mengetik. Sejujurnya aku ga tau mau ngetik apa. Tapi aku
biarkan jari – jari ini berjalan. Ah biarlah apa yang jari – jariku ini
kerjakan, yang penting aku menulis! Aku ga tau apa yang benar – benar aku
tulis, keadaanku saat ini sepertinya sangat cocok untuk dijadikan cerita.
Mataku
pun tidak dapat melihat layar laptop dengan jelas. Kepalaku terlalu sakit unutk
memakai kacamata. Aku juga merasakan mual yang teramat – sangat. Mungkin ini
efek sampaing dari obat tidur. Tapi aku berusaha unuk tidak terlalu
merasakannya, fokus saja menulis, siapa tau tiba – tiba lupa! Karena aku kalo
udah terlalu fokus sama sesuatu suka lupa sama keadaan sekitar, termasuk diri
sendiri! Hihi
aku
mulai bosan mengetik, aku liat handphoneku. Sudah jam empat sore ternyata. Kenapa
waktu rasanya berputar sangat lama ya. Aku melihat tanggal, tanggal 15! Aku rasa
aku punya deadline tanggal 15, tapi aku lupa apa. Sifatku yang pelupa emang
kadang – kadang bikin aku sulit. Nanti aku inget – inget lagi deh. Pasti nanti
inget.
Setelah
beberapa saat berkutat denga hp, aku kembali lagi mengetik. Naskah ini harus
selesai secepatnya!
Tiba
– tiba aku mendengar suara itu lagi. Suara Dika sedang merengek meminta uang
LAGI??
Apa
ga ada yang bisa dia lakukan selain minta uang dan merengek?
Aku
mencoba untuk tetap fokus menulis, sambil tetap mendengarkan lagu – lagu.
Sebenarnya
hal ini cukup membuatku sangat – sangat stress. Mungkin karena aku, dulu, saat
tinggal dengan saudara – saudaraku, kami hidup dengan tenang. Bahkan jarang
menonton tv, kecuali hari minggu pagi untuk menonton kartun. Dan di sini aku
mendengar kebisingan setiap saat, membuatku benar – benar selalu sakit kepala. Kalau
aku ga sakit pasti aku sekarang masih di kampus. Pergi jam 6 pagi dan pulang
setelah isya. Untuk menghindari sumber stressku.
Aku
rasa aku memang lemah. Hal seperti ini saja aku tidak bisa atasi, tapi malah
aku hindari. Tapi setiap orang punya pertahanan diri yang berbeda bukan? Mungkin
reaksi kalian yang membaca ini, lemah
banget lo. Gitu dong mah bisa ditahan.
Gue lebih parah dari lo. Dan banyak
lagi reaksinya. Tapi inilah aku, dengan banyak kekurangan yang aku miliki.
Allah
memberi ujian setiap umatnya berbeda, dan ini ujian yang lain yang sedang aku
hadapi. Tinggal di tengah keluarga lain yang aku miliki.
Keluarga yang Lain -3-
Day 15
#30DWC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar